Di tengah derasnya arus informasi, semakin banyak individu mengalami stres digital.
Puasa digital berubah dari tren jadi gaya hidup baru.
Digital detox berarti periode seseorang menjauh dari perangkat digital.
Bukan berarti anti-digital, tapi lebih ke mengendalikan penggunaan.
Psikolog menyebut fenomena ini sebagai reaksi alami terhadap kelelahan informasi.
“Terlalu banyak input digital bisa mengganggu kualitas tidur dan fokus,” kata Psikolog klinis dari Jakarta, Senin (10/11).
Banyak perusahaan dan komunitas mengembangkan aplikasi pendamping untuk keseimbangan digital.
Ada juga versi sederhana seperti 1 jam tanpa ponsel sebelum tidur.
Memberi ruang jeda dari distraksi digital.
Mindful living menjadi pelengkap ideal bagi digital detox.
Mindful living membantu menumbuhkan kesadaran dan empati terhadap diri sendiri.
Menurut survei global 2025, lebih dari 60% responden merasa hidup lebih tenang setelah menjalani digital detox rutin.
Masyarakat urban mulai menyadari pentingnya keseimbangan digital.
Komunitas wellness menekankan konsistensi lebih penting daripada durasi.
“Lakukan ‘Screen-Free Sunday’ sebulan sekali,” saran psikolog mindful living.
Dengan kesadaran kolektif yang terus tumbuh, manusia mulai menemukan keseimbangan baru antara online dan real life.
Teknologi seharusnya membantu, bukan menguasai.